Hong Kong diam-diam menyimpan kekuatan besar di bidang AI untuk kesehatan—lebih dari 11 juta rekam medis pasien tersimpan dalam sistem publik mereka, menjadikannya sumber data medis paling lengkap yang bahkan tak tertandingi oleh Amerika Serikat maupun Eropa, menurut Profesor Wang Haibo.
Wang, direktur Pusat Riset Big Data dan Kecerdasan Buatan dalam Kedokteran di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Sun Yat-sen, menyatakan bahwa Hong Kong memiliki “kesempatan terbaik di dunia” untuk memimpin pengembangan sistem AI medis yang paling canggih.
“Sistem manajemen klinis publik Hong Kong adalah satu-satunya platform tunggal yang mencakup data populasi dan data medis lintas generasi penduduknya,” kata Wang dalam Asia Summit on Global Health bulan lalu.
Berbasis di 43 rumah sakit publik, sistem ini dikembangkan sejak 1990-an dan kini menjadi aset digital tak ternilai yang memungkinkan pemodelan AI tingkat lanjut dalam bidang diagnosis, prediksi, dan efisiensi perawatan pasien.
Hong Kong, Surga Big Data Medis?
Meskipun negara Barat juga memiliki sistem data kesehatan, Wang menekankan bahwa mereka cenderung terpecah-pecah antara banyak penyedia dengan standar berbeda. Hong Kong unggul karena sentralisasi dan konsistensi datanya.
“Dengan data ini, model AI bisa mempelajari perjalanan penyakit dari awal hingga hasil pengobatannya,” jelas Wang.
Sejak 2018, Platform Analitik Big Data telah diluncurkan untuk mengakses data tersebut demi riset akademik dan klinis. Bahkan AI telah mulai digunakan dalam rumah sakit publik untuk analisis X-ray dada, pembuatan laporan medis, dan pendeteksian sel kanker secara otomatis.
Integrasi AI Lintas Kawasan
Sebagai bagian dari integrasi regional Kawasan Teluk Besar, Hong Kong didorong untuk mengadopsi teknologi AI medis dari daratan Tiongkok. Misalnya, model AI medis milik Alibaba disebut setara dengan dokter manusia, dan Hong Kong dapat berperan sebagai tempat uji lintas validasi atau external validation.
“Validasi eksternal membuat AI lebih realistis dan efektif di lapangan,” ujar Wang. Ia juga mengatakan bahwa data dari Hong Kong bisa digunakan untuk menguji alat AI dari Tiongkok daratan, karena keberagaman data adalah nyawa dari AI.
Kesimpulannya? Hong Kong bukan hanya kota keuangan, tapi mungkin calon ibukota AI kesehatan dunia—berkat harta karun data medisnya.