Perusahaan robot berbentuk manusia di China membayar tiga kali lipat dari rata-rata nasional akibat kekurangan tenaga ahli dalam bidang AI

Industri robotika humanoid di China sedang mengalami ledakan besar. Demi mendominasi sektor teknologi tinggi, Beijing mendorong perusahaan untuk merekrut insinyur terbaik—dengan tawaran gaji yang bikin melongo.

Gaji Insinyur Robot AI Tembus Empat Kali Rata-Rata Nasional

Menurut laporan dari platform pencarian kerja Zhaopin, gaji rata-rata untuk insinyur algoritma robot humanoid kini mencapai 31.512 yuan (sekitar Rp100 juta) per bulan. Untuk insinyur berpengalaman lima tahun ke atas, gajinya bisa tembus hingga 38.489 yuan.

Bandingkan dengan rata-rata gaji nasional di kota-kota besar China yang hanya 10.058 yuan—ya, itu artinya hampir empat kali lipat lebih tinggi!

Krisis Talenta AI di Tengah Ledakan Industri

Kekurangan tenaga ahli makin terasa. Bahkan perusahaan besar seperti Unitree mengaku kekurangan staf di semua lini, mulai dari admin sampai R&D. “Semua orang kami butuh,” kata pendiri Wang Xingxing dalam forum kewirausahaan di Shanghai.

Di forum AI lainnya, pendiri Zhongqing Robots, Zhao Tongyang, bahkan blak-blakan mengundang talenta AI: “Kami punya uang, SDM, dan struktur yang ramping. Ayo kerja bareng kami.”

Robot Humanoid China: Antara Mimpi dan Target 2025

Pemerintah China menargetkan produksi massal robot humanoid dimulai pada 2025. Pasar ini diperkirakan bernilai 5,3 miliar yuan tahun ini, dan bisa tembus 75 miliar yuan pada 2029. Bahkan diprediksi akan mencapai 300 miliar yuan pada 2035.

Dengan angka-angka fantastis ini, China berambisi menjadi pemain utama dalam industri robot manusia secara global.

Lowongan di Sektor Humanoid Melonjak 409%!

Data dari Zhaopin menunjukkan bahwa lowongan kerja di sektor robot humanoid melonjak 409% dalam lima bulan pertama 2025. Sementara itu, aplikasi kerja juga naik 396%—menandakan persaingan ketat dan antusiasme tinggi.

Namun berbeda dengan sektor humanoid, industri robotika secara umum hanya mencatat kenaikan moderat, yaitu 6% dalam lowongan dan 32% dalam pelamar.

Faktor Pendorong: Manufaktur Pintar dan Layanan Lansia

Menurut laporan, meningkatnya kebutuhan untuk manufaktur cerdas dan perawatan lansia mempercepat komersialisasi robot humanoid. Tak heran, perusahaan rela merogoh kocek dalam demi merekrut orang-orang terbaik di bidang AI dan robotika.

Pertumbuhan Perusahaan Robotika Meningkat Tajam

Pada akhir 2024, China tercatat memiliki 451.700 perusahaan di sektor robotika cerdas. Ini naik 207% dibanding tahun 2020, menurut data dari Administrasi Pasar Regulasi Negara. Angka ini mencerminkan betapa seriusnya China menggarap sektor ini.

Kesimpulan: Gaji Naik, Tapi Tantangan Tak Kalah Besar

Sektor robotika humanoid menawarkan harapan baru di tengah pasar kerja China yang sedang lesu. Gaji tinggi menjadi magnet bagi para insinyur, namun kekurangan talenta tetap menjadi tantangan serius.

Dengan dorongan dari pemerintah dan kebutuhan pasar yang mendesak, 2025 bisa jadi tahun penentu apakah China bisa benar-benar memimpin revolusi robot humanoid global.